sejauh mana sih sesuatu menjadi "kesabaran"? dan di titik mana semua itu hanyalah sepenggal "kebodohan"?
ternyata tipis banget kain pembatasnya..
melakukan sesuatu demi suatu tujuan yang sama, bersama dengan pihak lain, entah satu dua tiga empat atau bahkan seribu orang, pasti banyak terjadi konflik. konflik ini muncul karena perbedaan cara pandang, perbedaan cara komunikasi, perbedaan stabilitas emosi, dan berbagai perbedaan lainnya.
ada satu jalan paling manjur untuk menghadapi itu semua, kesabaran! sabar dalam mengungkapkan emosi, sabar dalam menyampaikan pendapat (yang mungkin kontra dengan pendapat pihak lain), sabar dalam bergerak, sabar untuk membimbing, sabar dalam dibimbing, dan sabar untuk yang lainnya..
bukan ga mungkin konflik itu terus-terusan dateng dengan hal yang sama. konflik bisa terjadi (dari semua pihak) karena kesalahan yang sama, terus-terusan. yah memang perlu sabar.. tapi sampai mana batas kesabarannya? kalo terus diterusin, tidakkah justru lama kelamaan hal itu bisa jadi sekedar kebodohan yang menghambat kemajuan?
ada emosi, yang melahirkan ego, menyatakan: "aku tidak akan menyerah!! aku akan coba terus sampai berhasil!!".
tapi rasionalitas dengan stabilnya terus berujar, "semua hal yang bisa dilakukan sudah dilakukan, semua yang perlu dilakukan sudah dilakukan, sekarang aku hanya perlu menunggu perubahan itu terjadi, tetapi bisakah aku memberi kepastian kapan perubahan itu terjadi? dan apakah perubahan itu memang ke arah yang aku inginkan?"
entah..
tapi jauh di dalam sana,
ada suatu alesan yang (ternyata) tidak terdefinisi yang mengatakan dengan kuat bahwa semua ini belum selesai..
dan kembali lagi, entah kenapa, aku memutuskan untuk mengikuti saja alesan-tak-terdefinisi itu, whatever it takes..
alasan-tak-terdefinisi
-------------------------------------------------------------------------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MASUKKAN KEYWORD UNTUK MENCARI
DAILY QUOTE
KATEGORI
- humaniora (49)
- sosial (48)
- sekedar nyeplos (44)
- imajinasi (26)
- programming (18)
- sains (18)
- politik (11)
- sastra (11)
- quote (10)
- perjalanan (5)
- resensi (4)
- beranda (1)
- lirik (1)
TELAH TERTULIS
-
▼
2008
(60)
-
▼
September
(22)
- beda peraturan dan sastra
- tanggapan RUU pornografi
- pemimpin baru
- salah ngitung
- teh manis panas
- tragedi prasangka 19 sept 08 - input publik utk AM...
- usil banget - UU pornografi
- karakter
- jadi kangen tempat asal gw..
- birokrasi cupu
- teka-teki babakan siliwangi
- 5 gelas kopi hitam pekat
- aku
- mimpi
- alasan-tak-terdefinisi
- duapuluhdua
- berawal dari sebuah error
- mari bertanya sesat dimana
- seven
- take it simple
- gara-gara kucing
- september - not the rite time to die
-
▼
September
(22)
KOMENTAR TERBARU
KAWAN
- agra locita
- agung aswamedha
- alda andarathni
- alie murtopo
- andik oktamalandi
- anggia riksa ramadhan
- anita yuliana
- ardita fanisa
- aul
- ayu andakari amaradipta
- brilyan rosario - HIMAFI Unhas
- candra wana
- christine mariska
- desta rissasanti
- edes
- gilang satria prayoga
- gita ditya
- gumira wisnu
- harji wiga asmoko
- haruno subianto
- hendra jaya
- indah nurmawarti
- indra hayadi
- janes silaban
- mbakii
- nayasari aissa
- osi arutanti
- pena ganesha
- rani resanti
- rizky andriawan
- sawung
- septian setyoko
- shana fatina
- supermamam
- suryatriyastuti
- toru
- trisna utami
- tuppak bobby v s
- xenia madhuvidya
0 komentar:
Posting Komentar