sucker

Sabtu, 28 Agustus 2010
sucker. 
saker.
salah tapi keren.






kaga tau dah gimana bisa jadi begini




.

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------

petualangan bersama music player

Kamis, 12 Agustus 2010
pertama kali pengen dengerin musik di komputer (windows) pake winamp karena direkomendasiin orang-orang. Trus berikutnya ternyata musik biasa nemenin gw berimajinasi. mulai lah gw penasaran bisa ngga membangun imajinasi dan/atau suasana lewat musik. ternyata winamp sangat memudahkan gw untuk melakukannya.

keunggulan winamp menurut gw tuh soal bikin playlist. bahkan secara spontan, yaitu dengan neken keyword J maka kursor akan akan jump (lompat) ke file yang kita ketik dan keyword Q di judul lagu pada playlist maka winamp akan meng-queue (antre) lagu tersebut untuk diputer setelah lagu yang lagi kita dengerin saat itu selesai. dan antrean ini bisa dilakukan untuk berapa pun jumlah lagu yang diinginkan. jadinya kita bisa bikin playlist secara spontan dan dinamis.

untuk menunjang imajinasi, gw nyoba untuk pake visualisasi. akhirnya mulai nyari2 visualization punya winamp. ga ada yang gw suka, jadinya ga pernah pake visualization deh.

tiba-tiba ga sengaja nemuin kalo jetaudio punya visualization keren banget. gw suka yang Synesthesia v1.10, plug in CoR’s Cosmic Belt 1.2. bertahan lama nih, gw pake visualisasi itu terus hampir setiap dengerin musik, selama 3 taunan lah.

makin kesini tingkat kebutuhan gw sama komputer makin tinggi. terutama utk yang berhubungan sama desain, eksplorasi dan mobilitas mouse juga makin meningkat. oiya, sejak saat ini komputer gw gw namain sebagai komputergw (penamaan ini sebagai bukti kecintaan dan saling ketergantungan).

nah, di jetaudio itu playlistnya paling enak ditaro di pinggir screen. jadi kalo kursor nyentuh pinggir screen maka playlist akan nongol. aktivitasnya jetaudio bisa diumpetin sebagai simbol di system tray toolbarnya windows, jadi ga menuh2in aktivitas yang kepampang di toolbar.

akhirnya karena kursor lagi giat keliling2 akibatnya dia sering banget nyenggol pinggir screen dan nongolin playlistnya deh. Kegiatan ngedesain jadi keganggu. dan gw kecewa banget sama jetaudio karena ini. gw hapus dia dari memori komputergw, biar komputergw ga usah ngerasain kekecewaan yang gw rasain.

trus gw nemu itunes. berikutnya gw nemuin antara lain keunggulannya itunes ini tuh kemudahan manajemen data dan punya visualization keren juga. tapi ternyata visualization itu kayanya khusus utk itunes-nya mac, bukan windows.

di sisi lain, kayanya kuliah memacu pikiran gw untuk mengkategorikan sesuatu, ditambah kemudahan itunes tadi, akhirnya gw jadi hobi ngerapiin file2 musik gw. tapi belom semuanya, bosen. Dan ternyata gw baru tau kemudian kalo itunes yang gw instal bikin komputergw kerjanya berat. kasian. gw buang juga itunes dari memori komputergw, biar dia ga perlu tau bahwa dia telah dikuras tenaganya.

trus gw pikir kenapa gw ga cobain windows media player sekalian. gw nemuin kalo windows media player ternyata kemampuannya bisa dibilang sama aja dengan itunes (siapa ngikutin siapa nih?) tapi dia lebih ringan (mungkin karena emang karena pembuatnya sama). dan dia punya visualization yang lumayan agak bagus (udah 'lumayan', 'agak' lagi!). visualizationnya kategori battery, namanya illuminator.

tapi visualizationnya ga terlalu diperluin, bener-bener musik dipakenya buat backsound biar ga bosen kerja. kadang2 gw suka stel film (dari dvd atau dari memorinya komputergw) tapi ga gw tonton, cuma buat backsound aja. windows media player mendukung untuk kegiatan itu. gw mulai lagi ngatur-ngatur pensuasanaan di studio (baca: kamar) gw dengan bikin playlist lagi (gabungan antara musik dan film).

tapi gw sering keganggu kalo dvd yang lagi gw stel mendadak eror. suasananya bisa jadi ga enak banget. akhirnya gw bikin playlistnya lagu doang tanpa film. ga lama kemudian gw mulai cekcok sama windows media player karena dia playlistnya bisa diaturnya statis. Mesti milihin filenya satu2 utk dimasukin ke playlist dan lagu yang diputer terbatas di playlist itu doang, jadi butuh waktu lama untuk nyusun playlistnya demi pensuasanaan jangka panjang. Ribet dan ga efisien.

gw pengen musik kedengeran terus, tapi ada saat tertentu (bisa jadi spontan) dimana gw butuh nentuin sendiri flow musik sampe beberapa waktu ke depan. tujuannya biar kerjaan dengan komputer bisa jadi petualangan seru untuk dijalanin, jadi ga cepet bosen untuk kerja dalam waktu lama. dan karena alesan demikian, saat ini gw CLBK (cinta lama bersemi kembali. atau cinta lama bocah kampung?) sama winamp.

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------

papir automata gas kisi

Selasa, 10 Agustus 2010
Bayangin partikel kecil, misalkan partikel itu adalah partikel pembentuk air yang berada di dalam sebuah pipa panjang. Trus air ini akan dialirkan horizontal dari kiri ke kanan di dalam pipa. Gerakan aliran air yang biasa kita liat bisa disimulasiin dengan mengasumsikan bahwa gerakan makro (seperti yang biasa kita liat) dipengaruhi oleh gerakan mikro partikel-partikel penyusunnya. Trus sudut pandang ini antara lain diperkuat dengan simulasi komputer.

teori-teori tentang mekanika fluida dihubungkan dengan teori-teori termodinamik dan statistik. dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa gerakan partikel, yang dianggap bersifat ideal dan dapat dijelaskan dengan beberapa teori partikel termodinamika (yang penjelasannya jelas pake statistik), akan mempengaruhi gerakan air secara umum yang penjelasannya pake teori mekanika.

Itu teorinya. untuk bagian komputasinya dipake metode, salah satunya sebut aja lattice gas automata atau automata gas kisi. Menurut model gas kisi, sesuai fisika statistik, partikel akan ngisi ruang-ruang siklik yang ada di media, dalam hal ini air. Dalam komputasinya, dibuat kisi-kisi yang berisi ruang kosong yang bisa keisi partikel, kisi-kisi ini disimulasiin sama kondisi-kondisi yang ngisi pixel komputer.

Trus ada partikel bermuatan yang ngisi ruang kosong itu, yang pada kondisi setimbangnya terdistribusi sesuai sama distribusi fermi-dirac. Dalam komputasinya kita buat ada partikel (pixel di komputer) yang memiliki momentum (kita kasih kondisi khusus untuk nyatain momentum) yang punya kemungkinan 6 arah, dan jumlah rata-rata resultan momentum di tiap waktu di program ini akan mengikuti distribusi fermi-dirac. Menurut teori termodinamika, sifat air tuh isotropis soalnya kemungkinan untuk gerak ke segala arah tuh sama besar, untuk model ini sifat isotropis bisa didekati dengan ngasih masing-masing arah momentum di titik kisi dinyatakan berjarak 60o satu sama lain.




oke, di atas tadi tuh syarat-syarat yang diambil dari termo dan fistat. Sekarang kita udah punya kisi dan partikel, kita lanjutin dengan naro partikel acak ngisi tiap titik kisi (ruang kosong yang bisa diisi partikel) dengan rata-rata kerapatan partikel (jumlah partikel di tiap titik kisi) sebesar 2,4 (“air biasanya segini.”, ceuk bu nurul mah). Ini dilakukan dengan memberi kondisi pada pixel komputer yang sebelomnya dinyatain sebagai titik kisi. Jumlah partikel bisa dinyatain dengan ngasih kondisi ‘momentum arah berapa aja yang ada di titik kisi tersebut’ di pixel komputer.

Udah deh.

Sampai sini, kalo ada yang ngantuk silakan cuci muka dulu, kalo ada yang bosen silakan minggat, kalo ada yang bau silakan mandi. Seduh kopi, nyalain rokok, zikir, stop zikir, tutup mata, teken ujung mata yg deket idung pake jempol dan telunjuk agak kuat, bayangin ada titik cahaya kecil di depan mata kalian lalu bayangin lagi kalian dengan penuh keteguhan hati ngomong “saya akan tabah!” trus si cahaya itu makin besar dan makin silau, abis itu segera lepasin tekanan di ujung mata dan langsung buka mata kalian, tarik nafas dalem trus keluarin perlahan sambil nunggu mata menjernihkan dirinya maksimal.

Lanjut lagi.

Tadi gw sempet denger ada pertanyaan “oi! automatanya mana? katanya ini automata gas kisi?!”. Itu pertanyaan yang bagus sekali, nah kita lanjutin ya. tadi kan udah ada tuh gas dan kisinya, sekarang kita masuk ke automatanya nih.

Partikel yang ada di titik kisi akan gerak sesuai momentum yang dia punya sebelomnya. Beliau geraknya dari titik kisi awal ke satu titik kisi terdekatnya yang berada di arah momentumnya.

Di sini kita masuk ke metode cellular automata. Konsep umumnya metode ini tuh self-organizing. Jadi kita bikin aturan-aturan atau syarat-syarat biar si program yang kita bikin ini bisa ngatur dirinya sendiri sesuai syarat yang kita kasih. gile, ini sistem manajemen modern banget ga sih? ‘Otonomi’ ge jiga kitu pan nya.

Yah kita semua tau bahwa tiap gerakan pasti butuh waktu. Waktu. Nah, berarti kalo kita mau bikin program yang ngatur dirinya sendiri, kita mesti ngasih mereka acuan waktu. Acuan waktu ini nantinya kita nyatain sebagai berapa kali program harus looping. Tiap nambah waktu (time step) partikel akan gerak ke satu kisi terdekatnya sesuai arah momentumnya. Pas penambahan waktu berikutnya juga kaya gitu, dan seterusnya.
Bayangin 2 titik kisi yang bertetanggaan. Titik kisi A dan titik kisi B. di titik kisi A ada partikel ke arah titik kisi B, dan sebaliknya. Apa yang akan terjadi kalo jalan cuma muat untuk dilewatin 1 partikel? Tabrakan. Berarti mesti kita buat nih aturan tabrakannya mereka, jadi ntar pas programnya dijalanin mereka udah ngerti buat njalanin aturannya secara otomatis.

Aturan ini pake mekanika, tumbukan 2 atau 3 massa sejenis. Kita terapin kekekalan momentum untuk nyatain kondisi di tiap titik kisi. dibuat perubahan arah momentum yang memenuhi aturan kekekalan momentum, berarti kasih kondisi-kondisi sebagai syarat yang mesti dipenuhi sama program ini. Syarat pertama kalo partikel ada 3, maka arah kecepatan diubah ke arah yang tidak ada sebelomnya. Syarat kedua kalo partikel ada 2, maka arah kecepatan diputer dengan kemungkinan clockwise atau counterclockwise dari arah momentum awalnya.

Berarti ada syarat lagi tuh di dalem syarat kedua (kita simbolin aja syarat’). pada syarat’ itu kita buat bilangan random antara 0 sampe 1. Syarat’ pertama kalo bilangan random kurang dari 0.5 maka puter clockwise, syarat’ kedua kalo sebaliknya maka puter counterclockwise. Syarat-syarat tadi dilakukan dengan syarat jumlah time step ga melebihi yang kita kasih di input.

Sekarang semua partikel di dalam titik kisi udah bisa saling berinteraksi satu sama lain selama input time step. Berinteraksi suka-suka mereka lah selama waktu hidup masih ada, bebas bertingkah sesuai aturan sesama mereka. “oi! tapi mereka juga mesti tau batesan dong, mereka tuh di dalem pipa maka bertingkah lah seperti di dalem pipa!”. Bener banget nih! Kita harus memberi persyaratan untuk partikel-partikel itu biar mereka bertingkah seperti di dalem pipa.

Kita buat lah syarat-syarat bagi semua titik kisi yang ada di tepi atas dan bawah (kalo diliat 2 dimensi) biar partikel-partikel itu mantul balik tiap ada di sebelah tepi. jika arah momentum menabrak tepi maka arahnya diubah sebaliknya, sesuai teori mekanika tentang pemantulan.

Sekarang partikel-partikel itu udah tau diri untuk bertingkah seperti di dalem pipa sesuai metode automata gas kisi.

berikutnya kita mesti bikin aturan untuk nyatain aliran. Air ngalirnya dari kiri ke kanan, berarti tekanan di sisi kiri lebih besar dari di sisi kanan. Menurut mekanika fluida, tekanan juga bisa diliat sebagai gradien momentum (perubahan momentum di tiap posisi) tiap satuan waktu.

Ningkatin tekanan di sisi kiri berarti ningkatin besar vektor momentum ke arah kanan. Di program kita tentuin untuk tiap titik kisi di sisi kiri resolusi, untuk titik kisi yang ga diisi momentum arah 6. ada momentum arah 1 dan ngga ada momentum arah 6 maka momentum arah 1 diubah jadi arah 6. Syarat kedua kalo ngga ada momentum arah 1 dan ada momentum arah 5 maka momentum arah 5 diubah jadi arah 6.

Udah deh.

Aahhh sampe sini kalo ada yang ngantuk silakan cuci muka, kalo udah bangun setelah tidur barusan silakan seduh kopi, nyalain rokok, ngeunahkeun wae lah meh santay. Ngembang-ngembangin idung, naik turunin alis, lirikin mata kanan kiri, trus tutup mata. teken ujung mata yg deket idung pake jempol dan telunjuk agak kuat, bayangin ada titik cahaya kecil di depan mata kalian lalu bayangin lagi kalian dengan penuh keteguhan hati ngomong “jalan makin terbentang!” trus si cahaya itu makin besar dan makin silau, abis itu segera lepasin tekanan di ujung mata dan langsung buka mata kalian, tarik nafas dalem trus keluarin perlahan sambil nunggu mata menjernihkan dirinya maksimal.
Lanjut lagi.

sekarang simulasi udah bisa jalan selama time step yang kita tentuin. Mesti kita cek dulu nih, bener ngga simulasinya udah bener. Kita liat besaran-besaran yang bisa kita dapetin dari program simulasi. Ada posisi, ada momentum.

Kita mesti bandingin besaran-besaran itu sama besaran yang ada di teori mekanika fluida sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk dianggap benar. Di mekanika fluida ada posisi, ada gaya. Emang mekanika nih suka gitu, mungkin mottonya “kalo gw dapet posisi, gw bisa gaya”.

Tadi sempet ditulis dikit tentang hubungan momentum sama tekanan. Dan tekanan tuh gaya di luasan tertentu. Jadi kita bisa dapet tuh perbandingan momentum dari program sama dari analitik.

Dari program kita bisa itung berapa jumlah rata-rata momentum di tiap time step. Trus kita liat grafiknya, bandingin sama teori, seharusnya grafik berbentuk seperti distribusi fermi-dirac. kira-kira kaya gini:






Berikutnya kalo kita liat momentum dengan komponen vektor horisontalnya aja, grafik kecepatan terhadap ruang vertikal seharusnya berbentuk parabola. kira-kira kaya gini:






Dengan mbandingin beberapa nilai antara grafik teori dengan grafik simulasi, kita bisa dapet nilai erornya. Sampe 5% masih bisa ditolerir lah ya (bu nurul, tolong ijinkanlah. please, ini syarat untuk kelulusan).


eh lupa, gambar hasil simulasinya kira-kira begini:


hasil run 500 time step


Kesimpulannya mestinya simpel aja lah, bahwa metode lattice gas automata bisa dipake untuk njelasin dan mensimulasiin laju aliran fluida, dalam hal ini air. kesimpulan berikutnya adalah bahwa banyak sekali syarat yang harus diberikan pada partikel agar dia bisa mengorganisir sendiri kehidupannya sebagaimana seharusnya hehehe.

pasti ada lah kurangnya metode ini, antara lain dia ga bisa dipake untuk mensimulasiin aliran fluida tertentu karena  fluida bisa dibedain dengan ngeliat viskositasnya. Dan dengan metode ini, viskositas baru bisa diperoleh pada analisa hasil simulasi, bukan sebagai input. 

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------