pencarian sang air

Sabtu, 10 Juli 2010
menarik. menengadahkan kepala
mengamati bagaimana awan bergulung, bergerak bersama kawanannya
menikmati dorongan angin yang bergerak lurus dalam ringan geraknya
sesekali berputar,
menari mengitari dan melewati siapa saja yang menghalangi jalurnya

jauh di sana terlihat langit menghitam,
sesekali meneteskan kebeningan
di sini, langit terlihat cerah
garis garis cahaya berpendar menampakkan buah karya sang pencipta
kawanan awan sesekali melintas
dan berlalu terdorong tawa riang sang angin

"turunkan kepalamu dari angkasa!"

kuingat suara itu menghardikku tepat di saat ku mulai terbuai
kanan dan kiri yang kutoleh menyadarkanku kembali
bahwa aku terapung di sini,
diantara sekumpulan butir air yang menyatu
sesekali terasa tekanan tekanan di sekelilingku,
beberapa menimpa tubuhku
kudongakkan kembali kepalaku.

awan gelap tepat di atasku!
bersama kilat kilat yang berteriak sesaat tanpa suara
dan terdengar suaranya di saat berikutnya
kemudian tetesan tetesan mulai berjatuhan
menghujaniku dengan diriku sendiri

hey, ini menyenangkan!
aku yang awalnya hanya berupa butiran,
kini seluas lautan..
ah tidak, terlalu berlebihan
aku hanya berada di sebuah bendungan

lama kelamaan kesenangan itu mulai terkikis
kini mulai terasa himpitan akibat hujan yang menerus
diriku pun makin terdorong dalam tiap ombang ambing.

cukup lama.
hingga lalu terasa tubuhku membentur sesuatu
dinding.
ah ya, aku kini di sisi sebuah bendungan

hujan belum berhenti, himpitan makin meraja
gila! sampai kapan dinding ini sanggup meregang?!

hingga akhirnya tiba di batasnya
dinding pun buyar, aku pun terlontar
energi himpitan berubah menjadi dorongan kuat
sangat kuat!

seakan tayangan lambat aku melayang
entah sejak kapan hujan berhenti
ah, segar sekali
akhirnya aku bisa menyatu dengan tawa dan tari sang angin
seakan menyatu dengan semesta

cahaya menampakkan pelangi di ufuk sana
dengan senyum melebar kujulurkan tangan hendak menggapainya
terbang bebas ke arah pelangi

sedikit lagi..
sedikit lagi..

dan

hey, aku mulai merendah!
aku terus turun makin lama makin cepat
ah, ada apa ini? kenapa begini?!

lajuku terus meningkat sampai aku membentur batuan
terpelanting aku masih dalam kaget
suara bergemuruh menolehkan aku ke belakang
sebelum ku sadar, aku telah terdorong

hey, ini kawananku tadi, para butiran air!
terus aku terdorong dan jiwaku kembali berucap,
"nikmatilah, disinilah tempatku, mengalirlah kodratku.."
tak terpikir lagi tarian angin,
kususuri saja lekuk liku tubuh pertiwi
meraba dan menyusupinya dengan tubuhku
melolosi tiap lubang sebagai sebuah peluang
mereguk nikmat demi nikmat dalam kasar dan tajam batuannya

hingga makin dalam
energi dorongan makin melemah
dan tarikan bumi semakin menguat
hingga pada akhirnya
hangatnya perut bumi akan menguapkan habis ragaku.

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------