celoteh seorang anak kepada kawannya
iya, memang harum sekali
begitu ditanggapi oleh kawannya
bukan mawar, bukan anggrek, bukan melati, bukan kamboja
entah bunga apa itu
bayangkan
batang kurus menjulur dari tanah ke atas
batang kurus tanpa duri
bercabang panjang dan juga kurus
masih tanpa duri
berujung kuntum bunga berwarna abu
juga tanpa duri
tapi sangat harum
lalu kusentuh bunga itu
dan mengalirlah sajak demi sajak dari sana
tepat keluar dari tengah kelopaknya
yang belum merekah sempurna
sajak sajak itu teruntai mengalun mengikuti angin
tanpa arah yang pasti
melambai, terhembus
melambai kembali, terhembus kembali
tiap hembus angin melambaikannya
aku coba mengamati
adakah gerak kontinu yang dapat dipolakan
ya, ada pola disana
senang sekali
dan kukatakan pada kawanku
lihatlah pola itu
tiap angin berhembus, sajak itu akan ikut
mari kita baca anginnya
kecepatannya berubah terus tiap waktu
dan setelah waktu tertentu, arahnya lah yang berubah
betul juga kawan
sahut kawanku sambil melanjutkan
jangan kau dengar sajak itu
teruslah kau perhatikan polanya
perhatikan koridor geraknya
dan perhatikan kemana dia melaju
amatilah bahwa sajak sajak itu
melaju tepat ke tempat sampah
aku duduk diam
kawanku duduk diam di sampingku
kau benar kawan
sajak indah itu
yang mengalun bagai angin
merdu bagai nyanyian dari langit
ternyata tak lebih dari sampah
yang teronggok tanpa nyawa
terbaring lusuh bersama sampah
yang akhirnya terbuang tanpa harga
0 komentar:
Posting Komentar