penjernihan

Selasa, 03 Juni 2008

Dua jam duduk diem, ngeliatin monitor, tangan di atas keyboard.. headset kepasang di kuping sambil dengerin suara dengan frekuensi tinggi, samar2 kedengeran background music dari speaker yang nyambung ke tape yang disambungkan dengan speaker yang tersambung dengan computer…

Tangan kiri megang rokok yang terus-terusan ngepul, sambil kadang-kadang ngangkat gelas kopi yang gw taro di kiri gw.. ngisep rokok, hembusin separo trus masukin kopi ke mulut, tahan bentar trus nelen kopinya trus ngeluarin sisa asep rokok yg kesisa di mulut dan paru-paru…

Mata ngeliat kosong ke layar monitor yang nampilin layar putih kosong, sinar mata redup, kelopak mata Cuma kebuka setengah, kadang bola mata pindah ngeliatin dua ekor monyet yang nangkring di atas monitor, trus balik lagi ngeliatin layar putih kosong…

Dua jam…

Berusaha menjernihkan pikiran, ndengerin frekuensi tinggi yang ngoceh mengalun minta didebat, dan terus berusaha nanggepin frekuensi tinggi itu, dengan frekuensi rendah yang tersumbat jadi terdengar berat, dengan pikiran jernih.. terus berusaha nyari tanggepan tentang cita-cita, idealism, konsekuensi, pilihan, kebodohan, kecerdasan, kesalahan sambil terus menebak kebenarannya, sebuah hubungan, sebuah keluarga, kebiasaan-kebiasaan, karakter, waktu, kegiatan, pengalaman, pendidikan, cinta, emosi, blablabla…

Dua jam menjadi mayat hidup yang mengiringi alunan celoteh tanpa sadar, tanpa rasa.. kepulan asep rokok jadi temen setia, tegukan kopi (yang sekarang udah abis) jadi sahabat, santunan music jadi keluarga… pancaran dingin terus menerus keluar dari permukaan, entah tiada panas atau yang mengerikan adalah panas itu tersembunyi rapat di dalam bergejolak dalam diamnya dan menanti saat yang tepat untuk meletup, membakar, menghanguskan, dan menyepelekan kehangatan yang seharusnya tersembur…

Dan masih dalam diam, diludahkan lah ekspresi-ekspresi datar yang dinyatakan orang sebagai tanpa ekspresi, mencabik perlahan layar kosong yang mulai terisi sebagian, masih tanpa rasa, masih tanpa nyawa.. atau justru sangat bernyawa, entah.. setan pun ga peduli dengan itu semua…

Entah apa itu nyawa, entah apa itu jiwa, entah apa itu setan, entah apa itu semua… aku terus diam disini tanpa berkedip dejak beberapa jam yang lalu menatapi layar yang menggores pelan-pelan menyakitkan membutakan perlahan..

Tangan kanan masih diatas keyboard, tangan kiri mulai memegang benda kesayangan yang selalu dijaga dengan baik, perut mulai berontak minta diisi, otak mulai meratap minta digunakan, telinga mulai teriak minta dipekerjakan, kaki menggelepar minta menjejak, tangan gelisah minta ketikan terus berjalan…

Yah, itu semua ragaku… entah dimana jiwaku sekarang… mungkin memang sudah mati dimakan waktu, minta diistirahatkan sejenak dari kerumunan waktu yang terus bergerak dengan iramanya yang tak diketahui dengan pasti.. yah disini aku duduk diam tanpa bicara, hanya diam menatapi waktu yang selalu mengancam…


DAMAIroom Sociotech ‘n Art, 7 April 2008

Bergas bimo branarto


-------------------------------------------------------------------------------------

3 komentar:

Haruno Subiyanto mengatakan...

gw mendapat sedikit mainstream dari yang "BIMO" bgt.....namun lu masih dalam temaram.....

alie mengatakan...

sama bim gw jg kurang lebih 2 jam,sma2 ngisep roko,minum kopi,...

bedanya monitor gw ga putih,FM berjalan ...hahahah...

trus monyetnya gw cuma atu,atunya jauh di padjajaran sana,,gantinya orang bawa2 anjing d hp gw...

bdw lg bingung lw yak?
ngobrol atuh ngobrol,
kan ceritanya gw "temen" lw..

Unknown mengatakan...

hahaha
siap li!

Posting Komentar