ada yang bilang bahwa partai politik di indonesia saat ini tidak menunjukkan gejala aspiratif, tapi hanya mementingkan kepentingan individu dalam partai atau paling banter hanya memikirkan kepentingan partainya saja, tapi tidak untuk rakyat secara umum.
hmmm..
gw ga menyatakan "sepakat" atau "ga sepakat" dengan pernyataan itu..
tapi yang pasti, menurut gw,
orang2 yang masuk dan menjalankan parpol adalah cuplikan/sampel dari masyarakat luas, jadi dapat disimpulkan bahwa partai politik adalah cerminan masyarakat secara luas..
jika kita bilang bahwa parpol tidak aspiratif, itu juga menunjukkan bahwa budaya non-aspiratif sedang mewabah di masyarakat secara umum..
jika kita bilang parpol oportunis, itu menunjukkan bahwa masyarakat umum di indonesia adalah oportunis..
memang kita ga bisa menggeneralisir keseluruhan sistem jika hanya melihat sebagian kecil saja, tapi begitu pula dengan penelitian ilmiah menyatakan akan terlalu banyak waktu dan tenaga terbuang untuk melakukan survey jika semua orang harus disurvey, akhirnya yang dilakukan adalah mengambil sampel yang dianggap representatif..
pada umumnya, tiap warga negara ingin memiliki peran dalam pergerakan negaranya.. jadi menurut gw, cukup beralasan klo gw nganggep orang2 yang masuk ke parpol adalah sampel dari keseluruhan masyarakat indonesia yang ingin berperan dalam pergerakan bagsa indonesia.
nah dari gambaran tadi,
sebenernya gw mempertanyakan seseorang yang ingin maju mencalonkan diri menjadi presiden sebagai calon independen (non-parpol)..
1) jika dia menganggap parpol sedemikian jeleknya sampai dia menolak untuk bergabung dengan parpol yg ada, berarti dia menganggap masyarakat indonesia sedemikian jeleknya, dan itu berarti menunjukkan bahwa dia tidak mencintai negaranya..
2) jika dia menolak untuk bergabung dgn parpol yg telah ada dengan alasan menolak untuk memperbaiki keburukan imej parpol tersebut, berarti dia menunjukkan bahwa dia tidak ingin memperbaiki keburukan kondisi negaranya..
3) jika dia menolak untuk bergabung dgn parpol karena merasa tidak mampu untuk memperbaiki kondisi parpol yang telah ada dalam selang waktu tertentu, itu menunjukkan bahwa dia tidak mampu memperbaiki kondisi negaranya dalam selang waktu tertentu...
4) jika dia menolak untuk membuat parpol baru yang menurutnya lebih baik dari parpol2 yang lain dengan alasan apa pun, itu menunjukkan dia tidak memiliki nilai keberanian,kepemimpinan dan konsistensi dalam menjalani konsekuensi2 dari sebuah pergerakan politik, padahal posisi sebagai presiden adalah sepenuhnya politik..
5) presiden tidak dapat membuat kebijakan dengan tangannya sendiri, ada persetujuan badan legislatif (yang terdiri dari berbagai parpol).. jika yg salah adalah parpol, maka kebijakan2 yang baik dari presiden (non-parpol) bisa saja tidak mendapat persetujuan dari legislatif karena tidak mewakili kepentingan parpol2.. kecuali jika dia tidak mengakui penerapan trias politica di indonesia dan menerapkan sistem pemerintahan yang lain..
kurang lebih, seperti itu pandangan gw terhadap calon independen,
jika ada yang tidak setuju, silakan sampaikan pandangan anda, terima kasih..
hmmm..
gw ga menyatakan "sepakat" atau "ga sepakat" dengan pernyataan itu..
tapi yang pasti, menurut gw,
orang2 yang masuk dan menjalankan parpol adalah cuplikan/sampel dari masyarakat luas, jadi dapat disimpulkan bahwa partai politik adalah cerminan masyarakat secara luas..
jika kita bilang bahwa parpol tidak aspiratif, itu juga menunjukkan bahwa budaya non-aspiratif sedang mewabah di masyarakat secara umum..
jika kita bilang parpol oportunis, itu menunjukkan bahwa masyarakat umum di indonesia adalah oportunis..
memang kita ga bisa menggeneralisir keseluruhan sistem jika hanya melihat sebagian kecil saja, tapi begitu pula dengan penelitian ilmiah menyatakan akan terlalu banyak waktu dan tenaga terbuang untuk melakukan survey jika semua orang harus disurvey, akhirnya yang dilakukan adalah mengambil sampel yang dianggap representatif..
pada umumnya, tiap warga negara ingin memiliki peran dalam pergerakan negaranya.. jadi menurut gw, cukup beralasan klo gw nganggep orang2 yang masuk ke parpol adalah sampel dari keseluruhan masyarakat indonesia yang ingin berperan dalam pergerakan bagsa indonesia.
nah dari gambaran tadi,
sebenernya gw mempertanyakan seseorang yang ingin maju mencalonkan diri menjadi presiden sebagai calon independen (non-parpol)..
1) jika dia menganggap parpol sedemikian jeleknya sampai dia menolak untuk bergabung dengan parpol yg ada, berarti dia menganggap masyarakat indonesia sedemikian jeleknya, dan itu berarti menunjukkan bahwa dia tidak mencintai negaranya..
2) jika dia menolak untuk bergabung dgn parpol yg telah ada dengan alasan menolak untuk memperbaiki keburukan imej parpol tersebut, berarti dia menunjukkan bahwa dia tidak ingin memperbaiki keburukan kondisi negaranya..
3) jika dia menolak untuk bergabung dgn parpol karena merasa tidak mampu untuk memperbaiki kondisi parpol yang telah ada dalam selang waktu tertentu, itu menunjukkan bahwa dia tidak mampu memperbaiki kondisi negaranya dalam selang waktu tertentu...
4) jika dia menolak untuk membuat parpol baru yang menurutnya lebih baik dari parpol2 yang lain dengan alasan apa pun, itu menunjukkan dia tidak memiliki nilai keberanian,kepemimpinan dan konsistensi dalam menjalani konsekuensi2 dari sebuah pergerakan politik, padahal posisi sebagai presiden adalah sepenuhnya politik..
5) presiden tidak dapat membuat kebijakan dengan tangannya sendiri, ada persetujuan badan legislatif (yang terdiri dari berbagai parpol).. jika yg salah adalah parpol, maka kebijakan2 yang baik dari presiden (non-parpol) bisa saja tidak mendapat persetujuan dari legislatif karena tidak mewakili kepentingan parpol2.. kecuali jika dia tidak mengakui penerapan trias politica di indonesia dan menerapkan sistem pemerintahan yang lain..
kurang lebih, seperti itu pandangan gw terhadap calon independen,
jika ada yang tidak setuju, silakan sampaikan pandangan anda, terima kasih..
baca selengkapnya..