vitamin c dosis tinggi

Rabu, 14 Oktober 2009
suatu hari idung gw meler abis2an, trus gw berusaha keluarin semua lendir di idung itu, akibatnya (entah gimana) idung gw jadi mampet. badan meriang tak karuan. akhirnya gw liat masih ada sisa ester c (bukan iklan lho, cuma referensi) dan gw masukin 3 keping ke dalem botol aqua 1,5 liter yang masih keisi 1/4-nya.

ternyata oh ternyata..

dalam semalem ingus2 langsung pada keluar, lendir2 di tenggorokan juga mbrojol keluar di tiap batuknya, idung mampet diatasi dengan tambahan bantuan dari orang tua bijak. besoknya, disertai dengan istirahat yang cukup, meriang gw juga sangat berkurang bahkan menghilang.

hasil dari begadang terus tiap malem selama, minimal, seminggu terakhir. ditambah cuaca yang lagi berubah-ubah ga menentu (setelah panas banget, langsung ujan dan malemnya dingin banget), masuk angin sih udah pasti. dilengkapi dengan virus-virus flu yang nyebar ke seluruh penjuru dengan sifat geraknya yang isotropis. ternyata kita emang harus punya senjata vitamin c dosis tinggi, sangat baik untuk daya tahan tubuh.

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------

Lattice Gas Cellular Automata

Senin, 12 Oktober 2009

Gerakan pada fluida yang terlihat pada eksperimen menampilkan dua sifat dalam satu aliran yang bisa dijelaskan secara teoritis masing-masing menggunakan persamaan diferensial eliptik (untuk bagian tengah fluida) dan persamaan diferensial hiperbolik (pada bagian pinggir fluida). Persamaan perantara yang menjelaskan perubahan sifat itu tidak dapat ditemukan sehingga penjelasan mengenai fluida tidak dapat dilakukan hanya dengan pendekatan eksperimen atau teoritis saja.



Cellular Automata

Pada akhir 1940-an, Ulam dan von Neumann mengusulkan bahwa program komputer dapat digunakan untuk mensimulasikan kehidupan. Ide awalnya adalah tiap entitas merupakan sebuah sistem yang berada pada sebuah titik kisi dan saling terhubung dengan tetangganya. Keadaan pada suatu time step akan menentukan kondisi keterhubungan antar mereka pada time step berikutnya.

Mereka menyatakan bahwa pada kondisi tertentu, tingkah laku kolektif seluruh sistem menjadi sedemikian kompleks sehingga mengimitasi aspek dari sistem biologis, lebih spesifik lagi, yaitu sistem reproduksi. Sistem saling-terhubungan antara sistem terbatas ini akhirnya dikenal dengan nama Cellular Automata.

Sistem Cellular Automata merupakan metode penggambaran berbeda mengenai fenomena fisika, alih-alih menggunakan solusi numerik dari persamaan diferensial dalam menyatakan gerak, sistem ini menggunakan komputer untuk mensimulasikan aspek-aspek fisis yang dijadikan acuan oleh persamaan-persamaan tersebut. Pada pembahasan mengenai dinamika fluida, sistem analisa numerik secara teoritis tidak mampu menjelaskan beberapa perubahan sifat yang terjadi dalam aliran.

Lattice Gas Automata

Pada 1970-an Hardy, Pazzis dan Pomeau membuat sebuah model untuk menggambarkan pergerakan fluida. Model yang disebut Lattice-Gas ini menggunakan konsep atomik dalam menggambarkan pergerakan makro pada fluida. Mereka menganalogikan adanya partikel yang terletak pada sebuah kisi fiktif pada fluida dan bergerak dengan memegang prinsip kekekalan massa dan kekekalan momentum. Partikel-partikel ini diandaikan memiliki massa yang sama, dengan kecepatan yang sama. Model ini, disebut dengan Lattice Gas Automata model HPP, menggunakan kisi segi empat dengan empat arah kecepatan.

Partikel pada model fluida ini memiliki jarak konstan pada kisi, bergantung pada mean free path partikel. Kondisi awal ditentukan dengan memberikan kecepatan partikel pada kisi. Waktu dibuat diskrit dalam satuan time-step. Pada tiap time-step partikel akan berpindah dan terhambur. Kecepatan partikel dinyatakan sebagai vektor yang menunjukkan kemana partikel tersebut akan bergerak pada tiap time-step berikutnya. Jika terjadi tumbukan, partikel yang bertumbukan akan mengalami perubahan arah kecepatan dan berlaku sifat kekekalan momentum (jumlah momentum pada saat t sama dengan jumlah momentum pada saat t+1).

Pada penerapannya fluida yang dimodelkan bersifat anisotropik, bertentangan dengan sifat fluida asli yang isotropik. Sifat isotropik berarti partikel memiliki keseragaman sifat fisis, seperti elastisitas dan konduktivitas pada semua arah, serta memiliki kemungkinan yang sama untuk bergerak ke setiap arah. Pada model ini tensor momentum invarian pada rotasi π/2.

Kemudian pada tahun 1986 model ini disempurnakan oleh Frisch, Hasslacher, dan Pomeau dengan sebuah model berbentuk segienam dengan enam atau tujuh arah gerak kecepatan. Model ini diperoleh dari kritik terhadap model HPP, dan menurut penghitungan matematis, ternyata sifat isotropis akan diperoleh jika tensor momentum invarian pada rotasi π/3 . Sifat ini diperoleh pada bentuk kisi segitiga sama sisi.



pada model FHP, dinamika partikel secara umum dinyatakan dengan persamaan
ni(x+ci,t+1) = ni(x,t) + Δi[n(x,t)]

t bernilai integer dan menyatakan satuan tiap time-step.
ni merupakan variabel Boolean yang menyatakan ada (ni=1) atau tidaknya (ni=0) partikel.
i menyatakan arah gerak partikel, dalam hal ini kita menggunakan 6 arah gerak sehingga i=1,2,3,..,6.
ci menunjukkan arah gerak dan x menyatakan posisi awal.
Δi merupakan variable Boolean yang menyatakan ada (Δi=1) atau tidak (Δi=0) partikel yang mengalami tumbukan pada arah i.

ni(x+ci,t+1) menyatakan kondisi partikel pada titik kisi x dengan kecepatan tertentu pada time-step t+1, ni(x,t) menyatakan kondisi partikel pada saat t (kondisi awal), Δi[n(x,t)] menunjukkan ada atau tidaknya tumbukan yang terjadi pada partikel di kisi pada arah tertentu.

silakan baca juga:

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------

coretan dan dongeng

Minggu, 04 Oktober 2009

Sejak beberapa hari terakhir ini saya asik bercengkrama dengan kertas dan bolpen, sesekali ketemu papan kunci dan neken-neken beberapa huruf yang tergambar di mukanya. Sesekali juga membelai tikus yang berkabel. Sesekali juga ngelongok ke mata anehnya temennya si kawan hitam.

Sesekali juga saya keluar dari gua berlantai mblendung yang ga juga diberes-beresin sama si empunya kuasa. tersengat panas matahari bandung di waktu siang, ngedenger suara canda bocah-bocah berseliweran make seragam, bersendawa bersama kawan-kawan biru yang mulai menampakkan kedewasaan dalam pikiran dan habitatnya masing-masing, duduk di sebuah sandaran menonton parodi yang diselenggarakan oleh sebuah institusi ternama sambil berkomentar dan/atau tidur di tengahnya.

Atau bahkan keluar saat matahari udah tidur lagi, sekedar nyari rokok dan/atau kopi sambil lewat berkomentar ke para tetangga yang ngariung di depan sebuah rumah bertingkat, menggelar meja di belakang sebuah mobil dengan modus bermain gaple padahal menanti pulangnya seorang anak kos berkulit putih berwajah manis berkelakuan bebas. Dan kadang ikut duduk bersama mereka sekedar melempar gosip tentang ini itu sambil ngisep beberapa batang rokok sebelom akhirnya balik ke sebuah gua yang dengan seenaknya saya sebut sebagai studio.

Kembali mengambil bolpen, meracau di atas kertas, sambil sesekali neken-neken papan kunci dan ngelongok ke mata anehnya temennya si kawan hitam.

Saya liat-liat lagi apa yang udah kecoret di berlembar-lembar kertas. Sebentar saya bengong ngliatnya sambil mikir ‘ni apaan sih?’ dan setelah sekian teguk kopi panas dan sekian isep rokok kretek baru deh pertanyaan tadi kejawab ‘owh, ini kan yang tadi..’. dan berusaha nyoret sesuatu di kertas sambil mikirin jawaban pertanyaan barusan yang dirasa cukup menjawab padahal ngawang-ngawang.

Buntut dari jawaban pertanyaan itu adalah sebuah ide bernama ‘ulang lagi aja ah..’ dan saya mulai nggambar trus diikuti dengan keterangan-keterangannya (mungkin kata ‘kegelapan’ agak lebih cocok utk gantiin kata ‘keterangan’). Tapi ga ngaruh lah semua pikiran-pikiran kaya gitu, sejauh ini mereka ga ngubah arah (baik terhadap waktu maupun komponen ruang) pikiran melenceng dari aliran utama pikiran saya.

Dan inilah dia, satu dari sekian lembar, saya cuplik yang dapat terbaca dengan paling jelas.



Tenang, harap kita semua tetap berpikir positif.

Dengan pikiran positif gambar di atas bisa berubah jadi sebuah cerita menarik tentang sekumpulan mahluk di dalem sebuah ruang tertentu. Anda ga percaya? Sama, saya juga.

Gini aja, sekarang silakan anda nyamankan posisi duduk anda, senyaman mungkin, nyandar kalo perlu atau naikin kaki ke meja atau duduk a la warteg, bebaskeun weh meh santai. Kalo anda akan ngerasa nyaman setelah nge-close halaman ini, silakan di-close. Gimana nyamannya aja lah.

----------


mahluk seperti ikan dan sang raksasa


Jadi begini, pada suatu ketika di malam yang dingin dan gelap sepi, benakku melayang pada sekumpulan mahluk seperti ikan; bersirip, bernafas dengan insang, tapi dia punya taring yang besar dan kuat, kita sebut saja dia ‘mahluk-seperti-ikan’. Mahluk ini berhabitat di laut terdalam, demikian habitat mereka sehingga mereka dikaruniai kemampuan penglihatan yang sangat buruk, atau kita sebut saja mereka buta. Di samping kekurangan dalam hal penglihatan, secara alamiah mereka diberi anugerah umur yang sangat panjang sampai waktu tak terhingga, kita sebut aja mereka mahluk abadi.

Mereka masing-masing berenang kesana kemari, bergerak bebas ke segala arah, tanpa terbelenggu oleh suatu apa pun. Dalam kondisi tanpa gangguan dari mahluk lain, gerakan mereka adalah murni milik kehendak mereka sendiri.

Tanpa mereka sadari, sesosok raksasa mengintai mereka dari atas kapalnya yang hampir tenggelam. Sang raksasa telah bersiap dengan tombak di tangan kanan dan jaring di tangan kirinya. “lumayan lah buat cemilan!”, demikian pikir sang raksasa.

Dengan gerak perlahan tapi pasti, sang raksasa melemparkan jaringnya yang langsung terbenam di laut tersebut. Gerakan mulus si jaring dalam ayunannya mengikuti arus membuat mahluk-seperti-ikan tidak menyadari bahaya yang akan segera menyergap mereka.

Tak berapa lama jaring tersebut telah menyelimuti sebagian mahluk-seperti-ikan. Dan dengan satu hentakan cepat tangan sang raksasa membawa jaring tersebut membungkus sebagian mahluk yang masih belum juga menyadari bahwa diri mereka berada di dalam ruang baru yang tercuplik dari lautan luas.

Mahluk-seperti-ikan yang berada di bagian yang nempel dengan jaring lambat laun mulai nyadar bahwa mereka kini dibatasi oleh sesuatu yang halus dan berbentuk jaring, dia segera memberitau kawan-kawan lainnya yang langsung bergerak masing-masing menandakan kepanikan mereka. Insting untuk bertahan hidup membuat beberapa dari mereka secara inisiatif segera mengerumuni satu celah jaring dan berusaha memperbesar celah itu agar mereka dapat keluar.

Dan berhasil! Sebuah celah telah terbentuk di bagian itu dan beberapa dari mereka melaju keluar dari kungkungan jaring. Celah itu demikian pasnya dengan ukuran badan mereka jadi untuk ngelewatinnya mereka harus bergerak tegak lurus dengan lebar celah. Sayangnya, mereka lupa memberitau kawan-kawan lainnya bahwa ada lubang yang dapat digunakan untuk keluar.

Sekarang jumlah calon makanan raksasa itu berkurang sebagian. Jumlah pengurangan mereka sama dengan jumlah mahluk-seperti-ikan yang bergerak dengan kecepatan tertentu yang ngelewatin satu-satunya celah itu. Karena mereka mahluk abadi, maka jumlah mereka di lautan itu tidak berkurang satu pun.

Sang raksasa dengan cepat dapat nyimpulin bahwa kekekalan jumlah mereka dinyatakan sebagai perbandingan antara jumlah pengurangan mereka di dalam jaring dengan jumlah mereka yang keluar dengan kecepatan tertentu yang ngelewatin celah. Dan dengan anggapan seperti itu, sang raksasa merasa tidak perlu khawatir kalo saat ini dia cuma dapet sedikit mahluk-seperti-ikan, toh dia bisa ngambil sisanya di kemudian waktu.

Melihat reaksi mahluk-seperti-ikan yang bergerak liar ketika dia tarik jaringnya tadi, dia mendiamkan jaringnya sesaat dengan harapan mahluk-seperti-ikan lupa bahwa mereka sedang dijaring. Dan memang ternyata mahluk-seperti-ikan terlihat tenang seperti sediakala.

Sang raksasa tiba-tiba menghentak kembali jaring dengan kuat sehingga sekeliling jaring menekan ke dalam. Seketika itu juga tekanan yang diberikan seluas permukaan jaring membuat mahluk-seperti-ikan di dalamnya kembali menjadi panik dan kembali bergerak membabi buta. Mereka tiba-tiba mengubah kecepatan gerak mereka, mengubah arah gerak mereka, dan dalam perubahan itu ada yang dengan beruntungnya berhasil kabur melalui celah. Kembali jumlah mereka berkurang, menyisakan para mahluk-seperti-ikan yang terperangkap dalam kekalutan.

Melihat reaksi mahluk-seperti-ikan yang seperti itu, sang raksasa kembali berpikir “emangnya sekeras apa sih gw nariknya tadi, kok segitunya amat reaksinya?”.

…..bersambung

baca selengkapnya..






-------------------------------------------------------------------------------------